Liputan6.com, Jakarta Merespon adanya aksi boikot pada sejumlah produk tertentu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan pihaknya tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel. Meski demikian, tetap mendorong konsumen Muslim dan berbagai stakeholder agar aktif melakukan riset sendiri.
“Stakeholder seperti pemerintah, kementerian terkait dan lembaga non-struktural bisa ikut aktif memberikan literasi bagi masyarakat dengan membuka data dan informasi produk mana yang terafiliasi, serta menyebutkan sumber yang jelas, itu tidak masalah,” kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI KH Arif Fakhruddin dalam keterangan resminya di Jakarta, seperti dikutip Antara, Minggu (31/3).
Arif Fakhruddin menambahkan, MUI membolehkan lembaga atau masyarakat yang melakukan aksi boikot untuk melakukan riset, dengan tujuan membuktikan suatu produk benar terafiliasi dengan Israel. MUI juga mengimbau masyarakat agar menggunakan daftar produk terafiliasi Israel dari sumber yang jelas, sebagai rujukan untuk menjalankan instruksi atau Irsyadat MUI untuk aksi boikot.
“Bulan suci Ramadhan kali ini bisa menjadi momentum, untuk melakukan gerakan boikot produk pro-Israel secara masif,” katanya.
Aksi Boikot Bisa Lemahkan Ekonomi Israel dan Hentikan Penyerangan
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto menyampaikan alasan pentingnya gerakan boikot produk-produk terafiliasi Israel adalah untuk memperlemah ekonomi Israel agar tidak melakukan penyerangan lagi terhadap Palestina.
“Mengapa boikot? Karena hasil penjualan, pasti diberikan manfaatnya bagi Israel. Karena ini dengan boikot, maka kita bisa memperlemah ekonomi Israel agar tidak menyerang-nyerang lagi,” kata Prof Sudarnoto belum lama ini di Jakarta.
Situs Web dan Aplikasi untuk Cek Daftar Boikot
Sejalan dengan instruksi MUI, sebelumnya Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) telah membuat daftar 10 perusahaan multinasional yang direkomendasikan untuk diboikot.
“Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” kata Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan, dalam diskusi publik bertema “Ramadhan Tanpa Produk Genosida” pada pertengahan Maret 2023 lalu di Jakarta.
Selain situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash yang paling popular di Indonesia, situs gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) sejak lama juga aktif membagikan link yang mendorong ajakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel.
BDS melalui situs bdsmovement.net ikut mendorong kampanye boikot yang dicetuskan Asosiasi Konsumen Turki dengan menyebarkan link untuk memboikot produk-produk terafiliasi Israel. Pengecekan produk-produk terafiliasi Israel saat ini sebetulnya sangat mudah.
Konsumen cukup mengetikkan nama merek produk di kotak Search. Maka, kalau menurut data produk tersebut terafiliasi dengan Israel, maka tulisan yang keluar adalah: “Produk ini ada di daftar boikot!” Kalau masih kurang yakin dan mau tahu buktinya lebih lanjut, konsumen hanya tinggal klik tanda panah bertuliskan Open Proof (Pembuktian), maka konsumen akan diarahkan ke situs media di Israel atau berita terkait lainnya.
Pencarian produk boikot berdasarkan nama Merek, nama Produk, atau nomor Barcode ini juga bisa dilakukan dengan aplikasi Boycat.io. Kalau Barcode di produk sesuai dengan data di aplikasi Boycat, maka tulisan yang muncul adalah, “This product is not compliant with Boycott Apartheid (produk ini tidak sejalan dengan gerakan Boikot Apartheid).”